23.8 C
Jakarta
Minggu, Juni 29, 2025

Buy now

spot_img

The new AFC Champions League format explained

The new AFC Champions League format explained

Pengantar Perubahan Format Liga Champions AFC 2024/2025

Musim kompetisi sepak bola Asia tahun 2024/2025 menjadi tonggak penting dalam sejarah kompetisi klub di Asia. Setelah lebih dari dua dekade tanpa perubahan besar, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) memperkenalkan format baru untuk kompetisi klub mereka, termasuk perubahan besar pada Liga Champions AFC. Perubahan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas dan daya saing antar klub Asia, tetapi juga untuk menghadirkan pengalaman yang lebih menarik bagi penonton dan penggemar sepak bola di Indonesia serta seluruh Asia. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap apa saja yang berubah, dampaknya terhadap klub dan negara, serta bagaimana kompetisi ini akan berlangsung ke depannya.

Apa Itu AFC Champions League Elite?

Sejak peluncuran format baru pada musim 2024/2025, kompetisi tertinggi klub di Asia kini dikenal sebagai AFC Champions League Elite. Nama ini mencerminkan peningkatan kualitas dan eksklusivitas kompetisi yang diikuti oleh klub-klub terbaik dari seluruh Asia. Sebelumnya, AFC Champions League diikuti oleh 40 tim yang terbagi dalam beberapa grup dan fase knockout. Namun, dengan perubahan format ini, jumlah peserta dikurangi menjadi 24 klub saja, sehingga seluruh kompetisi menjadi lebih kompetitif dan fokus pada kualitas daripada kuantitas.

Perubahan ini juga menandai pergeseran struktur kompetisi dari sistem regional yang selama ini berlaku. Kini, AFC Champions League Elite menegaskan posisinya sebagai kompetisi utama, sementara AFC Cup dan AFC Challenge League tetap ada, tetapi dengan peran dan format yang berbeda sesuai dengan tingkat dan kekuatan klub dari berbagai negara di Asia.

Perubahan Format Kompetisi

Dalam format baru AFC Champions League Elite, terdapat sejumlah perubahan signifikan yang penting untuk diketahui:

  • Jumlah Tim dan Sistem Kompetisi: Dari sebelumnya 40 tim, kini hanya diikuti oleh 24 klub terbaik dari seluruh Asia. Tim-tim ini akan bersaing dalam satu tabel gabungan, tidak lagi dibagi berdasarkan zona geografis seperti sebelumnya.
  • Fase Grup dan Sistem Kompetisi: Jika dulu klub dibagi ke dalam 10 grup dengan format kandang-tandang, sekarang semua klub dari wilayah Timur dan Barat akan bersaing dalam satu tabel besar. Mereka akan bermain sebanyak 8 pertandingan di babak penyisihan grup yang diundi pada bulan Agustus.
  • Pengurangan Klub dari Beberapa Negara: Sebelumnya, 20 asosiasi AFC memiliki jaminan tempat di fase grup. Kini, hanya 12 negara yang akan diwakili, termasuk Jepang, Korea Selatan, China, Thailand, Australia, dan Malaysia di bagian Timur. Sementara di bagian Barat, klub dari Saudi Arabia, Qatar, Iran, UEA, Uzbekistan, dan Irak akan tampil.
  • Perjalanan Menuju Babak 16 Besar: Delapan klub teratas dari masing-masing wilayah akan melaju ke babak 16 besar, yang akan berlangsung dalam format tunggal pertandingan, tidak lagi kandang dan tandang seperti sebelumnya. Peringkat tertinggi di tabel akan mendapatkan keuntungan bermain di kandang sendiri di babak ini.

Selain itu, sistem ini menyerupai perubahan yang dilakukan UEFA di Eropa, di mana mereka beralih dari format grup ke kompetisi yang lebih terintegrasi dan kompetitif, menyatukan seluruh peserta dalam satu tabel tanpa memandang zona geografis.

Pengaruh Perubahan terhadap Representasi Negara di ACL

Salah satu dampak besar dari perubahan format ini adalah berkurangnya jumlah negara yang dapat berpartisipasi langsung di fase grup. Sebelumnya, sebanyak 20 asosiasi AFC dijamin mendapatkan tiket, namun sekarang hanya 12 negara yang akan tampil di fase grup AFC Champions League Elite. Hal ini menyebabkan beberapa negara seperti Singapura, Vietnam, Filipina, Hong Kong, dan India harus menunggu hingga naik peringkat di peringkat konfederasi agar bisa berkompetisi di level tertinggi.

Di bagian Timur, klub dari Jepang, Korea Selatan, China, Thailand, Australia, dan Malaysia akan tetap bersaing, sedangkan di bagian Barat, wakil dari Saudi Arabia, Qatar, Iran, UEA, Uzbekistan, dan Irak akan mempertahankan tempat mereka. Dengan demikian, Indonesia sebagai salah satu negara yang sebelumnya berpotensi tampil di AFC Champions League harus menunggu peluang dan peningkatan performa klub agar bisa kembali bersaing di level tertinggi ini.

Pemisahan Wilayah dan Perjalanan Menuju Final

Salah satu fitur menarik dari format baru ini adalah pemisahan wilayah Timur dan Barat hingga babak 16 besar. Kedua wilayah ini akan bersaing secara terpisah, namun mulai dari babak perempat final, mereka akan saling berhadapan dalam format undian yang mengatur pertemuan antar wilayah.

Ini berarti, meskipun secara awal pertandingan dilakukan secara regional, akhirnya klub dari Timur dan Barat akan bertemu di babak yang lebih menentukan. Sistem ini dirancang untuk menambah ketegangan dan memperkuat daya tarik kompetisi, termasuk mengoptimalkan pengalaman penonton di Indonesia yang ingin menyaksikan pertandingan dari klub-klub favorit secara langsung maupun melalui siaran langsung tv online atau live score.

Selain itu, fase final dari kompetisi ini akan diadakan di satu tempat yang telah ditentukan, yaitu di Arab Saudi. Venue ini akan menjadi pusat dari seluruh pertandingan final mulai dari perempat final hingga final, yang berlangsung secara tertutup dan dalam suasana kompetisi yang seru dan penuh semangat.

Format Babak Final dan Venue

Berbeda dari sebelumnya, di mana seluruh pertandingan final dihelat secara kandang-tandang, tahun ini, semua pertandingan dari babak perempat final hingga final akan dilakukan secara satu lokasi yang ditentukan sebelumnya. Untuk musim ini, Arab Saudi menjadi tuan rumah resmi yang akan menyelenggarakan seluruh pertandingan babak akhir tersebut.

Format ini dirancang untuk menciptakan suasana turnamen yang lebih profesional dan menambah sensasi, seperti yang pernah dilakukan pada kompetisi AFC sebelumnya selama pandemi COVID-19. Babak 16 besar akan tetap menggunakan sistem dua leg, sementara babak delapan besar hingga final akan berlangsung dalam format satu pertandingan yang penuh ketegangan dan drama. Pertandingan final akan berlangsung dari tanggal 25 April hingga 4 Mei, memberikan waktu yang cukup untuk menampilkan pertarungan terbaik dari klub-klub terbaik Asia.

Peran AFC Cup dan Kompetisi Lainnya

Selain AFC Champions League Elite, AFC juga memperkenalkan kembali kompetisi tingkat kedua yang sebelumnya dikenal sebagai AFC Cup, kini diberi nama AFC Champions League 2. Formatnya mengalami penyederhanaan dan hanya melibatkan klub dari wilayah Timur dan Barat, tanpa zona khusus seperti sebelumnya.

Kompetisi ini akan mengikuti format grup dan knockout yang serupa dengan edisi sebelumnya, tetapi dengan jumlah tim yang lebih sedikit. Klub dari negara-negara berkembang dan dengan kekuatan lebih kecil, seperti Singapura dan Vietnam, tetap memiliki kesempatan untuk bersaing dan menunjukkan kemampuan mereka. Mereka akan bersaing dalam fase grup, dan dua klub teratas dari masing-masing grup akan lolos ke babak 16 besar, lalu bertemu secara kandang-tandang hingga final.

Selain itu, AFC juga menghidupkan kembali AFC Challenge League, kompetisi yang dulunya diikuti oleh negara-negara berkembang dan tertinggal dalam perkembangan sepak bola Asia. Kompetisi ini akan mempertemukan klub dari negara-negara seperti Myanmar, Taiwan, Nepal, dan Bhutan, dengan sistem pertandingan home-and-away hingga final satu pertandingan.

Kesimpulan dan Dampak Perubahan

Secara keseluruhan, reformasi yang dilakukan AFC untuk musim 2024/2025 ini menunjukkan komitmen mereka dalam meningkatkan kualitas, daya saing, dan daya tarik kompetisi klub di Asia. Dengan format yang lebih kompetitif, pengalaman penonton yang lebih seru melalui penyelenggaraan final di satu tempat, serta peluang yang lebih besar bagi klub-klub dari negara-negara berkembang, diharapkan kompetisi ini akan lebih menarik dan profesional.

Bagi penggemar sepak bola di Indonesia, perubahan ini berarti mereka harus lebih aktif mengikuti pertandingan melalui siaran tv online, live score, dan berbagai platform digital lainnya. Semoga klub-klub Indonesia, seperti Persija, Arema, atau Bali United, bisa kembali menunjukkan kualitas terbaik dan bersaing di level tertinggi Asia, serta mendapatkan peluang untuk tampil di AFC Champions League Elite di masa mendatang.

Related Articles

- Advertisement -spot_img

Artikel Terbaru